Petani Jeruk Sari Buah Desa Gobleg Bangkit dari Keterpurukan

Kegagalan berbudidaya jeruk Siem yang dialami oleh kelompok tani Jeruk Sari Buah yang berlokasi di Banjar Dinas Asah Desa Gobleg Buleleng, mulai tahun 2010 mengalami kegagalan panen akibat berbagai hal, diantaranya kekurangan pemberian pupuk organik serta unsur NPK yang sangat minim diberikan kepada tanaman. Pada tahun awalnya produksi jeruk sangat baik. Petani merasakan keuntungan yang sangat memuaskan, karena tanahnya masih sangat subur bekas pembongkaran tanaman kopi. Tahun demi tahun dan sampai saat ini petani masih sangat bingung untuk berbuat demi mengembalikan produksi seperti tahun sebelumnya.

Kegagalan lain yang dialami adalah adanya serangan penyakit Diplodia, yang menyebabkan tanaman mengering, pengaruh penyakit ini juga diakibatkan oleh adanya kekurangan unsur hara seperti posfat dan kalium dan pengaruh lingkungan disekitar tanaman.

Hari Selasa, tanggal 2 Oktober 2012, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali diwakili oleh Bidang Produksi bapak Putu Yartama, memberikan bimbingan dan arahan untuk memperbaiki budidaya jeruk sesuai dengan agroklimat dilokasi Asah Gobleg. Dalam arahannya diwajibkan penggunaan pupuk organik sudah semestinya digunakan dan juga pemberian pupuk NPK, karena setelah diteliti kandungan unsur dilokasi sangat minim dengan unsur hara. Sementara itu, kepala seksi hortikultura Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Buleleng, menekankan pula varietas tanaman jeruk yang cocok ditanam sesuai dengan spesifik lokasi yang ada di Desa Gobleg adalah Jeruk Siem, dan untuk Jeruk Keprok Tejakula kurang sesuai karena lokasi pada ketinggian lebih dari 500 m dpl.

Pada kesimpulannya, yang dilaporkan oleh Koordinator BPP Banjar, setelah diberikan penjelasan petani dan anggota kelompok tani mulai bangun dan bangkit dengan terbukti telah merencanakan menyusun Rencana Definitif Kelompok (RDKK) sebagai pesanan sarana produksi musim hujan tahun ini. ( I NYOMAN SUDRANA. Penyuluh Pertanian BPP Banjar).